Raih Cuan dari Integrated Farming di Tengah Kota DI Yogyakarta

Urban Farming  
Urban farming atau pertanian perkotaan yang ada di tengah kota DI Yogyakarta ini menjadi perhatian banyak pihak
Urban farming atau pertanian perkotaan yang ada di tengah kota DI Yogyakarta ini menjadi perhatian banyak pihak

Siapa sangka bisnis pertanian terintegrasi atau populer dengan istilah Integrated Farming yang dilakukan di tengan kota DI Yogyakarta ini sukses dan mulai kebanjiran order, adalah Basith Fasdiakto yang menjadi motor penggerak urban farming atau pertanian kota itu.

Bisnis pertanian itu mangasikkan, banyak tantangan namun juga memberi segudang harapan. Di atas lahan seluas 1200 m2, Basith Fasdiakto membagi menjadi beberapa klaster diantaranya untuk peternakan ayam, kebun hidroponik, dan kolam ikan. Klaster-klaster itu diintegrasikan sehingga satu sama lain saling memberi dan menerima, demikian paparan Basith dalam acara seri Webinar INTANI yang ke 150 Rabu 28 Februari 2024 yang mengambil tema "Integrated Farming: Ayam, Sayuran, dan Nila"

Basith yang alumni Pondo Modern Gontor 2018 sudah terbiasa dengan berfikir keras dan keinginan untuk menciptakan berbagai inovasi ketika mengenyam pendidikan di pondok, jadi ketika melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Basith terus berfikir keras agar bisa mewujudkan cita-citanya menjadi enteprener bidang pertanian. Gayung bersambut ada dosen UMY yang menfasilitasi dengan lahan dan mempunyai hobby yang sama. Lahan itu ada di tengah kota Yogyakarta tidak jauh dari kampus UMY.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Membangun pertanian ditengah kota itu tidak mudah, pada awalnya ada saja komplain dari warga sekitar, mulai dari bau kotoran ternak sampai pada kaburnya maggot ke rumah tetangga melalui ventilasi udara. Penyempurnaan terus dilakukan sedikit mungkin menekan kesalahan, dan saat ini semua sudah berjalan dengan baik. Tidak ada lagi bau kotoran ternak, bahkan tak henti hentinya pujian datang dan menjadi destinasi para pecinta pertanian untuk belajar.

Konsep integrated farming cocok untuk pertanian modern mengingat lahan pertanian yang yang semakin senpit
Konsep integrated farming cocok untuk pertanian modern mengingat lahan pertanian yang yang semakin senpit

Basith memilih konsep integrated farming karena dalam satu lahan yang sempit ada beberapa klaster usaha, jika satu merugi maka bisa ditutup dengan klaster yang lain. Misalnya saat ini peternakan ayam adalah yang paling dominan, dari ayam akan menghasilkan telur dan kotoran ayam, telur pasti bisa dijual, kotoran ayam dikumpulkan untuk menghidupi peternakan magoot, sedangkan maggot juga bisa untuk pakan ayam dan ikan.

Hasilnya kandang ayam selalu bersih tanpa ada bau, ayam mendapat pasokan makanan penuh nutrisi yaitu maggot, demikian juga ikan mendapat suplay makanan maggot.

Kerja kerasnya yang dibantu oleh 6 karyawan sudah menunjukkan hasil, order berdatangan sampai kualahan. Permintaan sayuran selada misalnya terus bertambah setiap hari, karena lahan kami terbatas dengan berat hati belum dapat kami layani semua. Demikian juga telur ayam yang permintaan pasar terus merangkak naik, tidak hanya itu banyak masyarakat yang ingin beternak maggot, minta diajari dan juga minta bibit maggot nya.

Sementara itu ketua Intani, Guntur Subagja Mahardika memberi apresiasi kepada narasumber yang masih muda namun mau turun didunia pertanian. Konsep integrated farming yang diterapkan dalam pertanian perkotaan (Urban Farming) adalah untuk kesinambungan lingkungan dan pertanian yang berkelanjutan. Ini perlu diduplikasi khususnya di kota-kota besar. Tujuannya tentu untuk ketahanan pangan masyarakat dan memberi akses masyarakat untuk mendapatkan bahan makanan yang berkualitas.

Guntur juga berharap ilmu integrated farming perlu ditularkan kepada masyarakat banyak agar bumi sebagai tempat kita tinggal tidak cepat rusak namun terus memberi manfaat kepada manusia dan makhuk hidup pada umumnya.

Kebun yang ada ditengah kota ini adalah show case dan tempat pembelajaran, kami masih bermimpi bisa memiliki kebun produksi dengan skala industri yang lokasinya bisa diluar kota, dengan demikian kami bisa bersaing dengan industri pertanian lainnya dan menjadi sentra produksi tambah Basith ketika ditanya soal cita-cita nya.

Sebelum sampai di penghujung acara webinar yang diikuti oleh banyak peserta dari seluruh wilayah Indonesia ini, Basith sebagai owner INOFARM, Taman Tirto, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta memaparkan bahwa Indonesia saat ini kekurangan petani, semakin banyak masyarakat yang tidak tertarik menjadi petani, namun dirinya tetap akan konsisten berjuang di bidang pertanian. Basith juga mengajak para pemuda yang masih full energy supaya terjun didunia pertanian dan banyak menghasilkan inovasi bidang pertanian agar pertanian di indonesia semakin maju. (Slamet Riyanto)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image