Bagaimana Cara Kerja Sistem Pertanian Hidroponik?

Hidroponik  
Pertanian dengan sistem hidroponik yang dilengkapi green house adalah cara bercocok tanam masa depan ketika lahan pertanian semakin lanka.
Pertanian dengan sistem hidroponik yang dilengkapi green house adalah cara bercocok tanam masa depan ketika lahan pertanian semakin lanka.

Banyak orang bertanya bagaimana cara kerja hidroponik? Mengapa tanaman bisa tumbuh dengan sangat subur dan begitu cepat, padahal tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam?.

Semakin menyempitnya lahan pertanian khususnya di perkotaan, sistem bercocok tanam secara hidroponik semakin digandrungi masyarakat urban. Selain karena hasil produksi yang lebih cepat dan maksimal, bertani dengan sistem hidroponik tidak perlu kotor dengan tanah karena sebagai media tanam digantikan dengan air. Kok bisa, bagaimana cara kerjanya?

Apa itu hidroponik?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dari istilahnya sudah menggambarkan bahwa hidroponik berarti bekerja dalam air (hidro dari bahasa Yunani yang berarti air) dan ponos yang artinya bekerja. Perbedaan mendasar antara hidroponik dan pertanian konvensional dengan media tanam tanah terletak pada tempat nutrisi berada. Jadi hidroponik adalah cara bercocok tanam yang jauh lebih sederhana daripada menanam di tanah.

Pada sistem hidroponik nutrisi tanaman dilarutkan dalam air, dimana akar tanaman sudah diposok dengan berbagai nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Sedangkan dalam sistem pertanian konvensional nutrisi berada pada tanah dimana digunakan sebagai media tanam dan akar mencari sendiri nutrisi sesuai kebutuhan.

Apakah Nutrisi Tanaman dalam Hidroponik ?

Kebutuhan nutrisi tanaman dalam sistem hidroponik didasarkan pada standard nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang ditanam dengan media tanam tanah. Banyak ahli pertanian menyimpulkan bahwa ada 16 unsur yang perlu disuplai ke tanaman untuk keperluan pertumbuhan tanaman (vegetatif) dan kelangsungan hidup (generatif), atau dengan kata lain, unsur-unsur tersebut untuk perkembangan daun, pembungaan, dan pembuahan.

Unsur mineral yang terlarut dalam air diukur dengan alat TDS meter dan menghasilkan satuan Parts per Million (ppm). Para ilmuwan telah menetapkan kebutuhan mineral harus tepat sehingga dapat digunakan secara umum. Ketepatan dan ketelitian diperlukan untuk keseimbangan nutrisi yang diperlukan tanaman dan untuk menghindari kekurangan nutrisi dalam air yang digunakan sebagai media tanam.

Adapan beberapa unsur yang ada didalam nutrisi dan diperlukan oleh tanaman adalah:

Nitrogen (N): 100-450

Fosfor (P): 10-100

Kalium (K): 100-750

Magnesium (Mg): 20-95

Kalsium (Ca): 70-350

Sulfur (S): 20-250

Besi (Fe): 1-6

Mangan (Mn): 0,8-4

Boron (B): 0,3-0,8

Seng (Zn): 0,2-0,5

Molibdenum (Mo): 0,05-0,2

Tembaga (Cu): 0,05-0,1

Klorin (Cl): 0,01-0,02

Jadi, tidak sepertihalnya bercocok tanam dengan media tanam tanah dimana akar mencari sendiri nutrisi, sistem hidroponik akar tanaman disuplai nutrisi dalam proporsi yang tepat sesuai yang dibutuhkan sehingga menghasilkan nutrisi yang seimbang sempurna.

Pemenuhan nutrisi yang tepat sesuai kebutuhan akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal dan produk yang berkualitas tinggi. Jika produksinya sempurna, maka ketersediaan vitamin dan mineral juga maksimal.

Sistem bercocok tanam secara konvensional, nutrisi tanaman yang tidak seimbang sering mengakibatkan nutrisi yang buruk akan berdampak pada pertumbuhan tanaman yang lambat. Akibatnya hasil tidak optimal, panen berkurang dan pertumbuhan terhambat.

Jadi sebelum sebelum memulai usaha hidroponik, sangat disarankan untuk menggali ilmu hidroponik agar paham dalam bercocok dan tidak salah dalam menentukan sistem dan metodenya, dan yang penting tidak berakhir dengan kegagalan. (Slamet Riyanto)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image