6 Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Hidroponik
Bercocok tanam tanaman pangan saat ini sangat bergantung dengan penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya. Hal ini akan berdampak negatif terhadap air dan tanah. Dampak lain yang menghawatirkan adalah terhadap kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
Modernisasi pertanian telah menggeser sistem budidaya pertanian konvensional menuju metode penanaman pangan berkelanjutan, rotasi tanaman, dan pertanian dengan sistem hidroponik.
Apakah Pertanian Hidroponik itu?
Hidroponik berasal dari kata Yunani “hydro” (air) dan “ponos” yang berarti tenaga kerja, jadi secara harfiah hidroponik diartikan sebagai pengolahan air.
Pada dasarnya hidroponik merupakan metode menanam tanaman tanpa tanah. Bagi awam ini menjadi hal aneh karena tanaman biasanya mendapatkan nutrisi dari tanah. Mengacu pada definisi hidroponik secara harfiah maka tanaman yang ditanam secara hidroponik akan mendapatkan nutrisi dari hasil pengolahan air yang kemudian dialirkan pada akar tanaman tersebut. Jadi Hidroponik adalah salah satu metode bercocok tanam tanpa tanah (soilles), dimana nutrisi diperoleh dari air yang telah dipenuhi dengan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Sistem pertanian hidroponik dapat digunakan dalam skala kecil maupun besar. Masyarakat yang tidak memiliki lahan luas, seperti yang tinggal di komplek perumahan atau di perkampungan padar masih bisa mempraktikkan hidroponik untuk menanam tanaman.
Bagaimana Cara Kerja Sistem Pertanian Hidroponik?
Secara natural tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila terpenuhi tiga hal yaitu:
1. Sinar matahari yang cukup
2. Air
3. Nutrisi
Jenis Pertanian Hidroponik
Pada dasarnya sistem hidroponik ada dua yaitu:
1. Sistem Aktif
Sistem aktif adalah dimana akar tanaman mempunyai akses langsung terhadap nutrisi atau unsur hara melalui air yang disirkulasikan langsung pada akar. Pada sistem ini air terus mengalir dimana terdapat akar tanaman, maka diperlukan alat pompa air agar air terus dapat mengaliri akar tanaman. Disamping itu diperlukan bak tandon (reservoir) untuk penampungan air yang telah penuh dengan nutrisi. Pada sistem aktif akar langsung dapat mengakses nutrisi yang diperlukan dan apabila nutrisi berlebih akan dikembalikan ke bak penampungan, begitu seterusnya sistem ini berjalan.
2. Sistem Pasif
Sistem hidroponik pasif tidak memerlukan pompa untuk mensirkulasikan larutan. Akar tanaman memerlukan metode atau alat untuk bisa mencapai air yang sudah dipenuhi nutrisi, misalnya dengan banjir, atau bisa juga dengan sistem alat bantu sumbu kapiler. Jenis pertanian hidroponik ini mudah dilakukan karena tidak memerlukan alat pompa air.
Kelemahan sistem pasip adalah kita harus secara reguler mengganti air sebagai media tanamnya. Disamping itu karena sistem air yang pasip akan mengundang pertumbuhan lumut yang dapat mempengaruhi kualitas air.
Keuntungan Bertani Hidroponik
Sistem hidroponik adalah sistem yang efektif untuk menanam tanaman, dan di masa mendatang, hidroponik kemungkinan akan menjadi salah satu cara produksi pangan berkelanjutan yang paling efektif dan efisien. Diantara keuntungan bertani hidroponik adalah:
1. Dapat Memproduksi Pangan Berkualitas Tinggi untuk Populasi Tinggi
Untuk mengurasi serangan hama, dalam sistem hidroponik, petani tidak lagi menggunakan pestisida karena tanaman sudah dilindungi oleh green house dimana kecil kemungkinan serangga bisa masuk ke area pertanian tanaman hidroponik.
Pertanian dengan sistem hidroponik akan menghasilkan kualitas tinggi karena tanaman mendapatkan unsur hara yang dibutuhkan secara maksimal, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat. Dan pada akhirnya akan mendapatkan kualitas hasil panen yang baik, dan tentu saja secara kuantitas juga lebih maksimal.
2. Hemat Air
Pertanian sistem hidroponik lebih sedikit menggunakan air dibandingkan dengan pertanian konvensional. Hal ini dikarenakan air yang digunakan tidak ada yang hilang ditelan bumi, melainkan diserap oleh tananam sesuai kebutuhan, selebihnya akan dikembalikan lagi ke bak tandon, demikian seterusnya. Hal ini menjadikan hidroponik sebagai teknik bercocok tanam yang baik di daerah yang kekurangan air.
3. Mudah Mengendalikan Hama
Sistem budidaya hidroponik air menjadi media tanam, tidak lagi menggunakan tanah untuk menumbuhkan tanaman, dengan demikian dapat mengurangi timbulnya penyakit yang ditularkan melalui tanah. Disamping itu, karena teknik budidaya hidroponik dilakukan di dalam ruangan (green house) maka kemungkinan serangan hama jauh lebih kecil.
4. Hasil Panen Lebih Banyak
Budidaya secara hidroponik, akar dipasok dengan nutrisi yang maksimal sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman, dengan demikian pertumbuhan tanaman akan jauh lebih baik dan lebih cepat.
5. Hemat Lahan
Salah satu keuntungan terbaik dari pertanian dengan sistem hidroponik adalah menghemat lahan. Pada pertanian hidroponik nutrisi langsung dipasok pada akar, sehingga akar tidak perlu mencari nutrisi kedalam tanah, hal ini berpengaruh pada percepatan pertumbuhan tanaman.
Terbukti tanaman yang ditanam melalui hidroponik akan menghasilkan yang lebih baik dan laju pertumbuhan yang tinggi dibandingkan dengan tanaman yang ditanam melalui pertanian konvensional.
6. Masa Tanam Lebih Pendek
Tanaman hidroponik disuplay nutrisi langsung pada akar dengan ukuran yang tepat, maka pertumbuhan tanaman akan relatif lecih cepat dibanding sistem menanam konvensional dianah.
Dengan demikian menanam dengan sistem hidroponik akan lebih cepat besar, sehingga masa tanam lebih pendek hingga masa panen.
Kekurangan Pertanian Hidroponik
Jika dibandingkan dengan sistem pertanian konvensioanl, sistem hidroponik jauh lebih efektif dan hasilnyapun lebih optimal. Namun demikian pertanian hidroponik juga memiliki beberapa kelemahan yaitu.
1. Biaya Penyiapan Instalasi Relatif Mahal
Bercocok tanam sistem hidroponik bisa dalam skala kecil sampai industri. Untuk menekan biaya bisa dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuat instalasi hidroponik.
Memang ada barang-barang yang harus dibeli sebagai operasional, seperti pengadaan bak air untuk nutrisi, pompa air, alat pengukur PPM air.
2. Ketergantungan Pada Daya Listrik untuk Menggerakkan Mesin Pompa Air
Sistem pertanian hidroponik sangat bergantung pada listrik untuk menjalankan pompa air. Kemajuan teknologi saat ini bisa memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber listrik dengan harga yang masih relatif mahal.
3. Pemeliharaan & Pemantauan Tingkat Tinggi
Diperlukan pemantauan secara terus menerus agar kandungan nutrisi dalam air yang digunakan untuk mengairi tanaman tetap stabil, tidak boleh terlalu rendah, dan juga tidak boleh terlalu tinggi.
Pemantauan terus-menerus juga diperlukan untuk memeriksa apakah pompa air bekerja dengan baik, karena jika pompa air mati akan berakibat tanaman terkena dehidrasi karena kekurangan pasokan air.
4. Rentan Serangan Penyakit yang Ditularkan melalui Air
Walaupun menanam dengan sistem hidroponik membantu mengurangi risiko penyakit yang ditularkan melalui tanah, jika ada penyakit yang masuk dalam air akan sangat cepat tersebar dan meneyerang seluruh tanaman.
5. Membutuhkan SDM dengan Keahlian Khusus
Petani hidroponik harus memiliki keahlian dan menguasai tentang budidaya hidroponik. Menguasai berbagai peralatan yang digunakan dan dapat menggunakan dengan benar.
6. Apakah Hasil Tanaman Hidroponik itu Organik?
Pertanian hidroponik tidak menggunakan pestisida, apakah hal tersebut dapat menjadi alasan yang cukup untuk mendefinisikan sebagai tanaman organik?
Beberapa petani organik kuranag sependapat karena pertanian organik menggunakan tanah sebagai media tanam dan mengupayakan meningkatkan kualitas tanah dan meningkatkan kesuburannya.
Kesimpulan
Bercocok tanam secara hidroponik merupakan salah satu cara menanam tanaman yang efektif dan efisien. Pertanian hidroponik akan membantu petani menghasilkan tanaman berkualitas, lebih, secara kuantitas lebih banyak, dan higienis karena tanpa menggunakan pestisida.
Meskipun ada beberapa kelemahannya, manfaatnya lebih besar daripada kekurangannya. Petani hidroponik perlu penambahan pengetahuan tentang hidroponik, penggunaan sumber energi terbarukan agar operasional bisa lebih murah, dan dengan pertanian hidroponik penanaman tidak tergantung oleh musim, antinya bisa dilakukan sepanjang tahun. Slamet Riyanto