Apakah Sayuran Hidroponik Bergizi?
Apabila budidaya dengan sistem hidroponik dikelola dengan baik, nutrisi cukup sesuai yang direkomendasikan, pencahayaan sinar matahari juga cukup, maka akan didapatkan hasil sayuran yang mengandung gizi yang baik dan maksimal.
Teknik pertanian dengan sistem hidroponik adalah pertanian ramah lingkungan yang dapat tumbuh dengan cepat, ini metode paling tepat dan sangat baik menuju pertanian berkelanjutan.
Namun apakah sayuran hidroponik bergizi dan menyehatkan? Bagaimana sayuran hidroponik jika dibandingkan dengan sayuran yang ditanam secara konvensional dengan media tanam tanah?
Tulisan dibawah ini bertujuan untuk memberi wawasan tentang nutrisi hidroponik dan cara memastikan bahwa hasil tanaman bisa maksimal dari segi kandungan gizi.
Judul tulisan ini dan juga menjadi pertanyaan sangat tepat dan banyak dilontarkan dari banyak konsumen, jawabannya adalah tergantung pada nutrisi yang diberikan pada sayuran selama proses pertumbuhan.
Tanaman hidroponik mendapatkan nutrisi dari air yang telah penuh dengan larutan nutrisi, bukan dari tanah. Para petani hidroponik berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan nutrisi tanaman yang sempurna dan lengkap. Inilah yang menyebabkan tanaman yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik bisa tumbuh lebih cepat, sehingga dapat dipanen lebih cepat, dan memungkinkan para petani menghasilkan lebih banyak sayuran segar.
Kandungan nutrisi yang diberikan kepada tanaman dengan takaran yang tepat, unsur makro maupun mikro sudah diukur sesuai kebutuhan jenis tanaman. Oleh kerena itu jika kita amati nutrisi AB-Mix akan banyak ragam, misalnya Nutrisi AB-Mix khusus untuk sayuran selada, khusus untuk cabai, khusus untuk melon, dan sebagainya. Ini disebabkan karena setiap tanaman memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda.
Jadi, jika Kita membeli sayuran yang ditanam secara hidroponik dari seseorang yang memahami kebutuhan nutrisi tanaman dan merawat tanamannya dengan baik, Kita akan mendapatkan kualitas sayuran yang kaya vitamin dan mineral dari sayuran tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah untuk sayuran yang ditanam secara konvensional setelah dipanen harus segera dikonsumsi, karena jika terlalu lama akan mengurangi nilai gizi yang dikandungnya. Petani hidroponik selalu menyertakan bonggol dan akar tanaman ketika memanen dan sampai ke tingkat konsumen, maka pertumbuhan tanaman masih terus berproses sehingga kesegaran sayuran tetap terjaga walaupun sampai beberapa hari usai dipanen.
Sinar Matahari Mempunyai Andil Besar Terhadap Kualitas Sayuran.
Sayuran hidroponik yang mendapat paparan sinar matahari cukup akan tumbuh lebih sehat dan cepat karena sinar matahari membantu tanaman dalam proses fotosintesis. Fotosintesis yang dibarengi dengan asupan nutrisi tercukupi akan memacu pertumbuhan tanaman lebih cepat.
Untuk di wilayah indonesia yang beriklim tropis dimana sangat banyak paparan sinar matahari, tidak disarankan sistem hidroponik in-door dengan mengganti cahaya matahari dengan cahaya buatan dari sinar lampu.
Apakah Hidroponik Menggunakan Bahan Kimia?
Secara teknis, air adalah bahan kimia, semua unsur hara adalah bahan kimia, jadi ya, petani hidroponik menggunakan bahan kimia. Namun para petani konvensional juga menggunakan bahan kimia. Petani hidroponik selalu konsekwen menghindari bahan kimia berbahaya seperti pestisida. Tanaman yang berada di dalam green house akan terlindung dari sebagian besar hama, sehingga tidak perlu pestisida.
Apakah Sayuran Hidroponik Selalu Bersih?
Sayuran hidroponik lebih kecil kemungkinannya terkontaminasi zat-zat berbahaya dibandingkan tanaman yang ditanam di tanah, namun mencuci sayuran sebelum dikonsumsi tetap merupakan prosedur yang harus dilakukan. Banyak hal yang dapat terjadi saat proses masa panen sampai sayuran ke tangan konsumen. Mencuci sayuran adalah langkah bijak sederhana namun dampaknya besar untuk kesehatan. (Slamet Riyanto)