Begini Nasib Kebun Urban Farming di Depok yang Pernah Dikunjungi Delegasi dari Negara Laos

Urban Farming  
Pagertani Farm kebun urban farming dibangun ditengah komplek perumahan di kawasan Kota Depok Jawa Barat
Pagertani Farm kebun urban farming dibangun ditengah komplek perumahan di kawasan Kota Depok Jawa Barat

September 2023 sebuah kebun urban farming di Depok Jawa Barat menjadi bahan pemberitaan media nasional, lokal, dan ramai di jagat media sosial, pasalnya kebun pertanian urban itu menjadi salah satu destinasi kunjungan Delegasi KTT dari negara Laos.

Ketika itu para pengurus kebun tidak pernah menyangka bahwa kebun pertanian kota yang dikelolanya akan menjadi destinasi kunjungan delegasi dari negara Laos. Otorita lingkungan dalam hal ini ketua RW setempat juga tidak menyangka bahwa wilayahnya akan tercatat dalam sebuah agenda kenegaraan yang saat itu dikoordinasi oleh kantor sekretaiat Wakil Presiden RI.

Kantor Sekretariat Wakil Presiden RI dan utusan negara Laos sepakat mengunjungi kebun urban farming didepok dalam rangka studi banding dalam penanganan stunting di Indonesia. Kunjungan ini menjadi penting karena menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai komitmen dalam penurunan kasus stunting mulai dari level paling bawah dengan melibatkan produksi pertanian lokal.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Ibu-ibu pengurus Pagertani Farm sedang melaksanakan panen sayuran hidroponik, sekali panen bisa menghasilkan 190 Kg sayuran segar
Ibu-ibu pengurus Pagertani Farm sedang melaksanakan panen sayuran hidroponik, sekali panen bisa menghasilkan 190 Kg sayuran segar

Adalah kebun pertanian urban yang berada di kawasan perumahan Depok Maharaja Kota Depok Jawa Barat, kebun seluas 211 m2 ini dibagi menjadi 5 klaster yaitu kebun sayur hidroponik 60 m2, kebun anggur 55 m2, kebun tabulampot 60 m2, dan kolam mina (ikan) 4,2 m2, dan fasilitas lainnya 31,8 m2. Kebun ini berdiri diatas lahan fasilitas umum (fasum) yang sebelumnya kurang terurus sehingga terkesan kumuh penuh dengan semak-semak. Atas kesepakatan warga dan para pemuka lingkungan lahan yang berada ditengah-tengah perumahan itu akhirnya disulap menjadi sebuah kawasan kebun pertanian kota yang terintegrasi.

Menarik untuk dijadikan contoh bagi daerah lain karena kebun ini dikelola oleh komunitas Kelompok Tani (Poktan) yang diberi nama Pagertani, maka kebunnya pun diberi nama Pagertani Farm. Pagertani Farm berdiri bersamaan dengan terbentuknya Poktan Pagertani empat tahun lalu ketika pandemi covid 19 mulai masuk wilayah Indonesia.

Sayuran selada yang dibudidayakan secara hidroponik di kebun urban farming Pagertani Farm Depok Maharaja, Kota Depok Jawa Barat
Sayuran selada yang dibudidayakan secara hidroponik di kebun urban farming Pagertani Farm Depok Maharaja, Kota Depok Jawa Barat

Pandemi covid-19 menimbulkan berbagai masalah, pembatasan pergerakan masyarakat juga berdampak pada distribusi bahan makanan termasuk sayuran segar, maka tejadilah penurunan ketersediaan pangan khususnya sayuran. Harapan warga untuk mendapatkan sayuran segar dan higienis dengan harga yang terjangkau menjadi hal yang prioritas. Maka beberapa tokoh masyarakat dan tokoh aktivis lingkungan membangun kebun urban farming sebagai cikal bakal Pagertani Farm.

Kunjungan utusan dari negara Laos tertarik dengan sistem pertanian hidroponik, pasalnya sistem pertanian dengan media tanam air ini sangat efisien dalam penggunaan lahan, cepat masa panennya, higienis, dan menghasilkan sayuran berkualitas. Pagertani farm dengan mini green house seluas 60 m2 dapat menghasilkan 1300 lubang tanam atau identik dengan 195 Kg sayuran jenis sawi-sawian dalam sekali panen.

Deputi Direktur Jenderal Kerja sama Internasional, Kementrian Perencanaan dan Investasi, Laos, Sysomphorn Phetdaoheuang memberi apresiasi dan mendapat banyak pelajaran pada kunjungan ke Pagertani Farm, "sistem ini bisa diterapkan di Laos", dalam kata sambutannya. "Di sini masyarakatnya bagus dan bisa saling membantu untuk bersama-sama dalam mengatasi stanting,” lanjutnya.

Sementara itu Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden, Suprayoga Hadi, bersama delegasi Laos mengatakan, "mereka mereka belajar melalui urban farming di Kebun Pagertani Depok Maharaja, dan hubungannya dalam menangani stanting".

Dengan menerapkan sistem menejemen tanam yang baik, pagertani farm bisa panen sayuran segar setiap bulan sekali, dari hasil panen tersebut sebagian dibagikan kepada masyarakat sekitar yang sangat memerlukan, sebagian lagi untuk keluarga yang ada kasus stanting, dan sisanya dijual kepada masyarakat. Dari hasil penjualan bisa digunakan untuk operasional kebun seperti membeli benih, membeli nutrisi AB-Mix untuk hidroponik, dan untuk perawatan kebun. Dengan cara tersebut sampai saat ini Pagertani Farm masih dapat beroperasi dengan baik dan lancar.

Ketika tulsian ini ditulis keberadaan Pagertani Farm semakin moncer, sampai Bunda Elly Farida (Istri Walikota Depok Jawa Barat) penasaran dan ikut panen pada 18 Februari 2024 lalu. "Saya akan ikut panen sayuran besuk", demikian pesan singkat Whatsapp (WA) Bunda Elly kepada salah satu pengurus Poktan Pagertani.

Bunda Elly sebagai ketua Tim Penggerak PKK Kota Depok Jawa Barat sangat senang ketika bisa ikut panen sayuran hidroponik di kebun urban farming Pagertani Farm Depok Maharaja Jawa Barat. Bunda Elly mengapresiasi keberadaan Pagertani Farm yang sudah berlangsung selama tiga tahun, ini merupakan bukti nyata kegiatan urban farming yang bisa dimanfaatkan untuk warga disekitarnya, apalagi bisa melibatkan ibu-ibu PKK sebagai motor dalam pemasarannya.

Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kota Depok, Rini Ekowati memberi apresiasi kepada Pagertani Farm yang semangatnya tak pernah surut, Pagertani perlu di cloning ditempat lain supaya kota Depok ini bisa mandiri sayuran, katanya ketika ikut panen bersama Bunda Elly.

Pagertani Farm terus bebenah, beberapa penyempurnaan terus dilakukan agar kebun ini bisa terus beroperasi yang dimotori oleh Kelompok Tani Pagertani. Namun karena dikelola oleh komunitas Poktan maka campur tangan pemerintah dalam hal ini PPL sangat diperlukan, pasalnya masyarakat perkotaan rata-rata minim dalam penguasaan budidaya pertanian. Demikian juga anggota Poktan rata-rata hanya bermodalkan semangat tanpa keterampilan. (Slamet Riyanto)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image