Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik Sistem Wick
Hidroponik sistem wick sangat populer bagi para pemula yang akan menekuni pertanian hidroponik. Jika kita mengikuti kursus hidroponik biasanya akan membawa pulang paket hidroponik dengaan teknik kapiler ini. Mudah dipelajari dan inilah dasar-dasar bercocok tanam dengan metode hidroponik.
Pada hidroponik sistem Wick hampir semuanya bersifat pasif artinya tidak ada yang bergerak, jadi perlu campur tangan manusia agar pertumbuhan tanaman lebih maksimal, misalnya dengan rajin mengaduk larutan nutrisi minimal sehari sekali.
Metode ini mudah dan sangat disarankan untuk pemula, banyak yang harus diperhatikan secara berkala. Mengontrol dan menambahkan cadangan larutan nutrisi jika sudah mulai berkurang, mengontrol kandungan nutrisi dengan TDS meter, juga mengontrol dan mengganti tanaman jika ada yang tidak tumbuh dengan sempurna.
Cara kerja sistem hidroponik wick
1. Larutan nutrisi ditempatkan pada satu wadah sejenis bak.
2. Pada prinsipnya akar tanaman tidak langsung menyentuh larutan nutrisi, akan tetapi tumbuh di media tanam sebagai penopang (rock wool, hidrotone, dll) maka diperlukan sumbu kapiler (kain flanel) yang menghubungkan air dengan media tanam tersebut.
3. Wadah larutan nutrisi ditutup dengan bahan yang sudah dilubangi selebar netpot yang akan digunakan sebagai penopang tanaman.
4. Bibit tanaman dimasukkan dalam netpot yang ditopang dengan bahan (rock wool, hidrotone, atau lainnya) agar akar bisa berpegangan dan batang tanaman bisa tegak berdiri.
5. Larutan nutrisi ditarik ke penopang tanaman dimana akar berkembang disitu dengan menggunakan sumbu, biasanya sumbu menggunakan media yang daya kapilernya bagus seperti kain flannel atau jenis bahan lainnya.
Artikel terkait :
Kelebihan dan kekurangan hidroponik NFT
Kelebihan dan kekurangan hidroponik DFT
Kelebihan dan kekurangan hidroponik Tower
Kelebihan dan kekurangan hidroponik Rakit Apung
Kelebihan Hidroponik Wick :
1) Tanaman selalu terpenuhi kebutuhan nutrisinya asalkan sumbu kapiler masih menyentuh air nutrisi dan sumbu kapiler berfungsi dengan baik.
2. Ukuran Fleksibel, bisa mulai dari yang sangat sederhana, misalnya menggunakan botol bekas air mineral, bak ukuran 30 x 50 cm, dan yang lebih besar lagi.
3. Peralatan mudah ditemukan dan murah.
4. Tidak tergantung pada aliran listrik, jika hasil lebih maksimal gunakan aerator agar suplai oksigen lebih maksimal.
Kekurangan Hidroponik Wick :
1. Ada pekerjaan tambahan yaitu memasang kain flanel pada netpot, jika untuk skala industri menjadi kurang efektif.
2. Perlu campur tangan manusia khususnya untuk menggerakkan air agar suplai oksigen tercukupi, dan lumut tidak berkembang biak. Masalah ini bisa diatasi dengan menambahkan aerator pada setiap bak penampungan.
3. Pertumbuhan tanaman kurang maksimal karena suplay nutrisi tidak merata, tergantung dengan sumbu kapiler.
Semoga uraian tersebut dapat memberikan pencerahan bagi para pemula hidroponik, selamat mencoba. (Slamet Riyanto)