Lima Jenis Instalasi Hidroponik yang Wajib Diketahui

Hidroponik  
Dalam satu green house bisa diterapkan berbagai sistem hidroponik, DFT, NFT, Tower, dan apung
Dalam satu green house bisa diterapkan berbagai sistem hidroponik, DFT, NFT, Tower, dan apung

Pemula urban farming hidroponik sebelum menentukan pilihan sistem apa yang akan digunakan wajib mengetahi berbagai jenis metode hidroponik yang saat ini sudah banyak diterapkan dimasyarakat, karena nantinya akan berkaitan dengan tingkat kemudahan mencari peralatannya.

Semua metode hidroponik sama yaitu budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah (soilles), yang membedakan adalah bagaimana sistem irigasi yang digunakan untuk memberi suplai nutrisi pada tanaman, dan bagaimana teknik pengakaran sebagai penopang pohon.

Mengapa perlu mengetahui sistem hidroponik?

Banyak pemula urban farming hidroponik yang putus asa dijalan karena salah persepsi dalam memperlakukan tanaman selama tumbuh yang berakibat hasil panen tidak sesuai harapan atau tanaman tidak bisa tumbuh sama sekali.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Artikel terkait

Kelebihan dan kekurangan hidroponik NFT

Kelebihan dan kekurangan hidroponik DFT

Kelebihan dan kekurangan hidroponik Tower

Kelebihan dan kekurangan hidroponik Rakit Apung

Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik Sumbu (Wick)

Berikut lima metode hidroponik yang perlu diketahui sebelum menentukan pilihan sistem apa yang akan digunakan.
1. Hidroponik Sistem DFT

Sistem hidroponik Deep Flow Technique (DFT), adalah sistem hidroponik dimana untuk memberi nutrisi pada tanaman menggunakan sistem aliran air dan menyisakan genangan pada instalasi untuk merendam akar tanaman. Tujuan genangan adalah agar tanaman bisa mendapatkan kebutuhan unsur hara selama 24 jam secara terus menerus

Bayam ditanam dengan sistem DFT
Bayam ditanam dengan sistem DFT

Jadi pada sistem ini air dari bak tandon yang sudah kaya dengan nutrisi disirkulasikan keseluruh instalasi hidroponik, dan sebagian air berhenti disepanjang instalasi untuk merendam akar tanaman, sebagian lagi kembali ke bak tandon, begitu seterusnya.

Untuk mensirkulasikan air dari bak tandon ke instalasi menggunakan pompa air, kekuatan pompa air disesuaikan dengan ketinggian instalasi hidroponik dan banyaknya jalur instalasi yang akan dialiri air nutrisi.

Berapa kedalaman genangan air?

Genangan air dalam instalasi tidak boleh terlalu tinggi karena jika terlalu tinggi akan mengakibatkan busuk akar pada tanaman dan mengakibatkan tanaman tidak bisa tumbuh sempurna bahkan bisa berujung pada kematian tanaman. Idealnya ketinggian atau kedalaman air dalam instalasi 1 sampai 3 cm.

2. Hidroponik Sistem NFT

Sistem Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) adalah sistem hidroponik yang mengandalkan sirkulasi air nutrisi ke instalasi hidroponik dengan aliran air tipis sampai diibaratkan setipis kertas film. Sistem NFT ada kemiripan dengan sistem DFT, bedanya pada kedalaman genangan air saja. Sehingga sistem NFT lebih hemat air dibanding dengan DFT karena tidak ada air yang menggenang di instalasi. Dampak lainnya adalah sistem NFT lebih hemat air dan nutrisi dibanding sistem DFT. Namun juga ada dampak negatifnya, sistem NFT jika ada gangguan aliran listrik atau pompa maka instalasi terancam kekeringan yang akan berakibat dehidrasi tanaman dan dalam jangka beberapa jam bisa mengakibatkan kematian tanaman.

Budidaya selederi dengan sistem DFT
Budidaya selederi dengan sistem DFT

Sama dengan sistem DFT, untuk mengalirkan air dari bak tandon ke instalasi menggunakan pompa air yang disesuaikan dengan kapasitas instalasi hidroponiknya.

3. Hidroponik Sistem Wick atau Sumbu

Sistem hidroponik ini menjadi farorit para pemula, bahkan ini menjadi materi dasar hidroponik. Hidroponik sistem sumbu adalah sistem hidroponik dimana untuk memberi suplai nutrisi pada akar tanaman digunakan sumbu kapiler yang menghubungkan air tandon sampai ke akar tanaman. Sumbu pada sistem wick biasanya digunakan kain flanel atau bahan lain yang mempunyai daya kapiler tinggi.

Sistem sumbu bisa diaplikasikan dari hal yang sangat sederhana dengan menggunakan bak kecil sampai skala industri.

4. Sistem Hidroponik Rakit Apung

Sistem hidroponik rakit apung atau Floating Raft system adalah sistem hidroponik yang mengintegrasikan anatara bak penampungan dan tanaman menjadi satu kesatuan. Bedanya dengan sistem wick, sistem rakit apung tidak menggunakan sumbu kapiler untuk menghubungkan akar dengan air tandon, namun menempelkan akar tanaman langsung pada bak air dengan mengapungkan tanaman dipermukaan air. Untuk mengapungkan tanaman bisa menggunakan stereoform atau bahan lain yang bisa mengapung diatas air.

Instalasi hidroponik rakit apung, efisien
Instalasi hidroponik rakit apung, efisien

Untuk optimalisasi oksigen dalam air sebaiknya kolam penampungan dilengkapi dengan aerator agar tanaman bisa tumbuh dengan cepat dan sempurna.

5. Sistem Hidroponik Vertikular atau Tower

Inilah sistem hidroponik paling efisien lahan, karena sistem ini tanaman ditanam secara vertikal atau menyerupai tower. Tekni ini beda dengan teknik sebelumnya khususnya dalam irigasinya. Pada hidroponik sistem tower akar tanaman disiram dengan bintik air nutrisi (menyerupai embun) secara terus menerus. Bintik air dibuat dengan memompa air dari bak tandon ke atas dan dikeluarkan secara perlahan menyerupai embun.

Instalasi hidroponik sistem tower, efisien tempat
Instalasi hidroponik sistem tower, efisien tempat

Salah satu kelemahan pada sistem ini adalah jika ada gangguan aliran air atau pompa air, maka tanaman akan cepat terjadi dehidrasi.

Itulah beberapa sistem hidroponik yang perlu dipahami agar bisa memahami cara kerjanya dan lebih menikmati prosesnya. (Slamet Riyanto)

#Lima Jenis Instalasi Hidroponik Wajib Diketahui

#Urban Farming

#Hidroponik Hidroponik sistem NFT

#Hidroponik Sistem DFT

#Hidroponik Sistem Tower

#Hidroponik Sistem apung

#Hidroponik Sistem Sumbu

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image